Minggu, 05 Juni 2011

KOPI, SAINS DAN SENI

Meracik Kopi, Perpaduan Sains dan Seni
Penulis: Ni Luh Made Pertiwi F | Editor: I Made Asdhiana

 
 - Keahlian meracik kopi perlu seni dan teknis tersendiri. Bagaikan perpaduan sains dan seni. Bahkan keahlian meracik kopi memiliki standar internasional. Di Indonesian Barista Competition 2011, setiap barista diharuskan meracik kopi sesuai peraturan dan tata tertib yang berlaku secara internasional.
"Kita pakai standar internasional yang juga dipakai untuk World Barista Competition. Jadi kalau barista Indonesia ketemu barista dari luar negeri, mereka ngomongin espresso yang sama, standar yang sama," kata Executive Director Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, Ina Murwani di acara Indonesian Barista Competition untuk final regional Jakarta di Fx Jakarta, Sabtu (19/3/2011).
Acara tersebut diadakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, yang anggotanya terdiri dari pemilik coffee shop, ahli kopi, konsultan kopi, eksportir kopi, barista, produsen kopi, sampai petani kopi. Ia memberi contoh espresso.
Barista harus tahu betul berapa gram yang harus diseduh, berapa derajat suhu air yang digunakan untuk menyeduh, sampai tekanan mesin pengilingan. "Tidak bisa sembarangan," tegas Ina.
Sementara itu, tim juri terdiri dari dua juri teknis, empat juri sensori, dan kepala juri. Semua juri memang ahli kopi dan ahli pencicip kopi yang bersertifikasi. Para juri sensori menilai rasa dan aroma. "Mereka sekali cicip sudah tahu. Kalau juri teknis mengecek tempat kerja, peralatannya, sampai gelasnya sudah panas atau tidak, pengoperasian mesin. Apa tempat kerja bersih, dan banyak lainnya," katanya.
Tak hanya itu, teknik menggiling kopi pun dinilai. Para peserta diharuskan membuat espresso, cappucino, dan signature drink. Signature drink merupakan minuman kreasi sendiri dengan bahan dasar espresso. Penilaian penting lainnya adalah komunikasi. "Komunikasi ke customer penting. Barista harus mampu menceritakan kisah dan sejarah dari kopi yang dibuatnya. Karena bisa jadi malah minuman kreasinya bisa jadi andalan cafe tersebut," kata Ina.
Salah satu peran barista adalah merangsang konsumen untuk minum kopi. Karena tidak semua orang mau minum kopi. Sehingga, lanjut Ina, barista perlu menceritakan asal-usul kopi, bagaimana petani kopi memanen kopi dan memproduksi kopi dengan susah payah. Seorang barista perlu pengetahuan luas, bukan hanya kemampuan meracik kopi tapi pemahaman akan kopi itu sendiri.
Dalam ajang Indonesian Barista Competition 2011 melibatkan 5 daerah yaitu Bali, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Setiap daerah akan dipilih 6 finalis. Total ada 30 finalis akan memperebutkan satu kursi kemenangan untuk dikirim sebagai wakil dari Indonesia di ajang Asian Barista Competition. Final untuk tingkat nasional akan diadakan di Kemayoran Jakarta pada tanggal 6-9 April 2011.
Ina menuturkan sebelum kompetisi tingkat regional diadakan workshop terlebih dahulu. "Kita sudah adakan ajang ini dari 2009. Tadinya kita adakan di Jakarta saja, semua datang ke Jakarta. Sekarang tahun 2010-2011 sudah ke daerah langsung," jelas Ina.
Sementara itu, Kepala Juri sekaligus Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, Tuti Mochtar mengatakan pihaknya mengadakan di daerah-daerah untuk membagikan ilmu mengenai standardisasi barista.
Ia menuturkan saat kompetisi diadakan hanya di Jakarta, sebagian besar peserta berasal dari Jakarta saja. "Padahal yang daerah oke-oke. Tapi banyak yang tidak pede saja," kata Tuti.
Sama halnya terjadi saat wakil Indonesia berkompetisi di tingkat internasional. "Kita sudah dua kali kirim barista ke Asian Barista Competition. Masalahnya gak pede, kalau di depan langsung bubar konsentrasi. Padahal kopi yang kita pakai gak kalah bagus dan teknik juga oke," jelasnya.
Karena itu, setiap peserta baik yang menang maupun kalah akan diberikan hasil penilaian sebagai bahan evaluasi.
Berikut daftar enam barista yang lolos di tingkat regional Jakarta: Mimi dari Anomali, Novi dari Starbucks, Sabda dari Loewy, Jamilah dari La Tazza, Kiky dari La Tazza, dan Christoph dari Gastronomica. Jamila dari La Tazza mendapatkan skor tertinggi. Pada saat signature drink, ia membuat Milky Mint Coffee. Sebuah paduan apik antara agar-agar, rumput laut, susu, espresso, dan es krim rasa mint.

siapa barista itu

Barista (foto: Ist)
Barista (bahasa Italia untuk “bartender”) adalah seseorang karyawan kedai kopi yang bertugas mempersiapkan dan menyajikan minuman berbahan dasar kopi.
Barista mengoperasikan tiga jenis mesin espresso, yaitu mesin manual, semi otomatis, atau otomatis. Mesin manual dijalankan dengan menarik sebuah tuas untuk mendorong air melalui kopi bubuk. Mesin semi otomatis menggunakan pompa-elektrik untuk mendorong air melalui kopi bubuk, tetapi barista masih harus menghentikan aliran espresso secara manual menggunakan saklar atau tombol on\off. Mesin otomatis akan menyala dan berhenti setelah sejumlah tertentu air telah melalui kopi.
Namun jenis-jenis mesin espresso ini tidak menjamin akan menghasilkan espresso yang baik. Hal ini dikarenakan seorang barista memerlukan keterampilan untuk mengoperasikan mesin dan mempunyai pengetahuan mendasar dalam hal mempersiapkan kopi.
Kewajiban bagi seorang barista ialah untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai seluruh proses pengolahan kopi agar mampu bekerja secara efektif guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengetahuan ini termasuk mengoperasian, memelihara dan menjalankan mesin dengan benar, metode menggiling dan memadatkan kopi, lama penyaringan, temperatur dan mutu air, milk foam, cara penuangan, latte art, roasting, sampai budi daya kopi, metode pengeringan, cara penyimpanan yang benar, dan pembungkus yang gunakan.
Seorang barista dapat memperoleh ketrampilan-ketrampilan ini dengan menghadiri kelas pelatihan barista atau mengikuti on the job training.

Barista profesional (foto: Ist)
Asal Usul Kata Barista
Kata ‘barista’ berasal dari bahasa Italia, dan di Italia seorang barista ditujukan untuk pria atau wanita yang bekerja sebagai bartender, yang pada umumnya bekerja dibelakang gerai, menyiapkan baik minuman panas (seperti espresso), dan minuman dingin, beralkohol atau tanpa alkohol. Bukan hanya khusus sebagai pembuat kopi.
Barista dalam bentuk jamak pada bahasa Italia disebut baristi (untuk jenis kelamin laki-laki atau campuran) atau bariste (untuk kaum perempuan).
Istilah baristo adakalanya ditemukan di dalam bahasa Inggris yang mengacu khususnya untuk bartender laki-laki. Tetapi ini merupakan kejadian yang jarang karena pada dasarnya istilah barista biasa digunakan untuk laki-laki maupun perempuan.
Seorang barista ahli yang bekerja dengan mesin yang lebih sederhana, jauh lebih dihargai dibanding seorang barista yang kurang terlatih yang menggunakan mesin-mesin terbaik. Jika personil barista tidak terlatih dengan baik dan tidak tahu bagaimana cara menggunakan peralatan itu sampai ke potensi maksimumnya, hal ini bisa menjadi “cacat” dalam bisnis kedai kopi.
Mesin-mesin espresso, alat penggiling, mug, dan bahkan espresso itu sendiri semuanya merupakan hal-hal yang biasa digunakan barista untuk melayani para pelanggannya. Barista adalah inti dari bisnis kedai kopi. Mereka mengolah produk yang akan disajikan kepada para pelanggan dan memenuhi harapan pelanggan akan sebuah hari yang manis. Barista adalah representasi bisnis kedai kopi itu sendiri. Pelanggan akan selalu meninggalkan kedai kopi/espresso dengan dua citra yang paling menyentuh, kopi dan pelayanan. Tanpa hadirnya barista, mereka tidak akan mendapatkan keduanya.
“Haruslah berupa kemilau yang berkilapan di permukaannya,” begitulah seorang barista profesional menggambarkan susu pada secangkir latte yang sempurna. “Dan panasnya mesti pas – sehingga kulit tidak terasa seperti menggantung di langit-langit mulut.” Ia dapat juga menjelaskan secara detil mulai dari proses penggilingan, mengapa biji-biji diperam dua sampai tiga hari sebelum roasting, mengapa kopi yang terbaik diseduh 40 menit setelah digiling dan mengapa espresso perlu dibuat dalam waktu singkat, 30 detik.
Kopi memang menyihir milyaran orang. Dan baristalah yang menyiapkan dan menyajikan kopi secara profesional. Di Italia, barista berarti “pelayan bar” tetapi sebutan itu juga mengacu pada pembuat kopi secara spesial. Pemilik-pemilik cafe yang cerdas akan menyadari bahwa jika pelanggan-pelanggan mengetahui adanya seorang maestro di belakang mesin pembuat kopi, mereka akan terus berdatangan.
Setiap barista top selalu terpesona akan kopi – dan bahkan sedikit tergila-gila padanya. Untuk menjadi maestro, anda perlu memiliki sedikit “penyakit” obsesif kompulsif. Anda perlu berlatih ratusan kali setiap hari untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, anda perlu untuk memiliki jenis kepribadian yang tidak pernah puas. Ini merupakan suatu hal yang membutuhkan orang-orang yang selalu menginginkan hasil yang perfeksionis.
Dewasa ini orang-orang menghormati seorang barista yang bekerja dengan baik, sebagaimana halnya orang-orang memandang seseorang yang expert mengenai wine.

BARISTA



Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan.[1] Kata "barista" berasal dari bahasa Italia yang berarti "pelayan bar".

Barista..
Itulah panggilan akrap yang sering muncul di setiap coffee shop...Yang saya tau tentang Barista, apa ya..Menurut saya seorang Barista adalah seorang Bartender Coffee, jadi mencapur minuman yang menggunakan bahan dasar coffee.
 
BELAJAR MEMBUAT ESPRESSO
Membuat espresso jadi kelihatan rumit karena banyak hal yang perlu diperhatikan untuk membuat espresso yang baik. Selain faktor 4M (Macinazzione, Miscela, Macchina, Mano), espresso juga sebaiknya dibuat dengan kecepatan tinggi (seluruh proses pembuatannya harus selesai dalam waktu kurang dari 60 detik) untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Alat2 yang Diperlukan :
• Mesin Espresso
• Grinder
• Tamper
• Cangkir Keramik (kalau ada demitasse lebih baik)
• Stopwatch
• Measuring glass

Ikuti Langkah2 Berikut :

Pastikan mesin espresso anda sudah mencapai panas optimal.

Mesin espresso membutuhkan waktu tertentu untuk mencapai panas optimalnya. Kalau anda baru saja menghidupkan mesin espresso anda, tunggu 30-45 menit.

Panaskan cangkir keramik.

kalau anda memakai mesin HX, bisa juga dilakukan pada saat grouphead flushing (membilas grouphead untuk menurunkan suhunya).

Giling biji kopi secukupnya.

Jangan giling terlalu banyak karena bubuk kopi yang tidak terpakai akan nge-drop kualitasnya bila tidak segera diekstraksi. Tidak perlu khawatir, sejalan dengan bertambahnya pengalaman anda akan tahu seberapa takaran yang cukup untuk seporsi single/double-shot espresso.
 
• Distribusi.
Masukkan bubuk kopi ke dalam portafilter, kemudian ratakan permukaan bubuk kopi dengan jari/permukaan rata lain sehingga bubuk kopi tidak bertumpuk di satu tempat. Kebanyakan barista menggunakan jari kelingkingnya untuk melakukan distribusi.

• Tamping.
Lakukan 2 kali tamping: yang pertama dengan tekanan sekitar 9 kg, tepuk dua sisi luar portafilter dengan tamper untuk melepas bubuk kopi yang menempel di dinding saringan (jangan terlalu keras, nanti malah gundukan kopinya jadi berantakan), lakukan tamping sekali lagi dengan tekanan sekitar 18 kg, kemudian angkat tamper dengan gerakan memutar.
Selalu bersihkan sisi atas portafilter dari bubuk kopi sebelum memasangnya ke grouphead. Sisa bubuk kopi di atas portafilter bisa merusak grouphead gasket (karet penyekat grouphead).

• Ekstraksi.
Pasang portafiler ke grouphead sampai rapat, siapkan stopwatch anda. Tekan tombol ekstraksi, start stopwatch, tunggu 22-28 detik, stop ekstraksi.
Nanti akan tiba saatnya anda tidak memerlukan stopwatch lagi, tapi untuk sementara ini jangan buang stopwatch anda dulu.

• Evaluasi.
Takar espresso yang baru saja anda buat. Volume espresso seharusnya ± 30 ml untuk single-shot dan ± 60 ml untuk double-shot. Kalau espresso yang anda hasilkan terlalu banyak/terlalu sedikit berarti setelan grinder anda salah:
Terlalu banyak: bubuk kopi terlalu kasar
Terlalu sedikit: bubuk kopi terlalu halus